BANYUMASMEDIA.COM – Pengamat Ekonomi Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dian Purnomo Jati menyatakan kemandirian ekonomi menjadi basis utama rencana pemekaran wilayah Kabupaten Banyumas. Dian menjelaskan rencana pemekaran wilayah Kabupaten Banyumas akan menjadi 3 bagian Daerah Otonomi Baru (DOB).
“Jadi memang isu pemekaran ini sudah cukup lama dan Kabupaten Banyumas ini cukup luas wilayahnya, jumlah kecamatan juga banyak ini akan dimekarkan menjadi 3 daerah otonomi baru,” ujarnya saat ditemui di Elsotel, Purwokerto pada Senin (25/3/2024).
Menurutnya, informasi yang berkembang Kota Purwokerto nantinya akan terdiri dari 9 kecamatan yakni; Purwokerto Timur, Purwokerto Barat, Purwokerto Selatan, Purwokerto Utara, Karanglewas, Kedungbanteng hingga Kembaran.
Kemudian, Kabupaten Banyumas yang saat ini acuannya adalah Alun alun Banyumas ada 10 kecamatan disana yakni; Rawalo, Kebasen, Banyumas, Kalibagor, Patikraja, Sokaraja, Sumpiuh dan Tambak
Sementara, untuk wilayah Barat adalah mulai dari Lumbir, Gumelar, Pekuncen, Ajibarang, Purwojati hingga Wangon.
“Tentunya 3 wilayah yang akan dimekarkan ini sudah melalui kajian panjang. Yang kita ketahui dengan Kota Purwokerto itu secara definitif administratif tidak ada walaupun kantor kantor cabang perbankan ataupun kantor lembaga adminstrasi lainnya mencantumkan cabang Purwokerto,” imbuhnya.
“Kenapa ekonomi ini menjadi salah satu basis dasar pemekaran, ini bisa berlangsung atau tidaknya menjadi hal yang krusial, istilahnya bagaimana nanti daerah baru yang dimekarkan bisa survive,” terangnya.
Wilayah secara administratif dia harus memiliki pendapatan asli daerah (PAD), baik yang berasal dari perimbangan keuangan dari pusat maupun yang sudah dihasilkan sendiri oleh daerah itu menjadi hal penting.
Dari 3 wilayah ini bisa kita petakan, untuk Kota Purwokerto yang identik disana ada banyak universitas. Ada 2 perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Jendral Soedirman dan UIN, kemudian ada perguruan tinggi swasta yang cukup besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Amikom, STT Telkom dan lainnya. Ini sangat menjadi daya tarik ekonomi untuk sektor jasa dan perdagangan, walaupun memang untuk yang menarik memang dengan kehadiran mahasiswa.
Mahasiswa ini menjadi salah satu basis perekonomian di daerah perkotaan yang dekat dengan ring 1, ring 2 nya perguruan tinggi. Tapi harus kita ingat bahwa potensi ini harus kita telaah, sektor yang dikembangkan dengan banyaknya mahasiswa ini adalah sifatnya masih sektor informal seperti laundry, kelontong, jualan, kontrakan, nah ini kadang juga surplus lagi karena kalau mahasiswa pulang ini istirahat.
“Kuliner yang sangat luarbiasa di Purwokerto itu siapa yang meramaikan? ya mahasiswa ini, kita bisa lihat di ramadan ini begitu ranai tapi nanti menjelang lebaran akan sepi, maka sektor informal ini harus dibenahi ditingkatkan lebih ke sektor formal,” katanya.
Kemudian sektor pariwisata, transportasi, perhotelan ini menjadi unggulan untuk wilayah pemekaran untuk daerah otonomi baru yang karakteristiknya adalah Kota Purwokerto itu sendiri karena didalamnya termasuk juga ada Baturaden sebagai potensi pariwisata Banyumas.
Kemudian 2 daerah otonomi baru yang akan dimekarkan lainya Kabupaten Banyumas. Wilayah Kabupaten Banyumas memang paling luas di provinsi Jawa Tengah, di Banyumas ini sektor unggulan yang tidak ada di Kota Purwokerto adalah komoditas pertanian, pangan dan juga sektor pariwisata
Kita ketahui sektor pariwisata ini sangat menjamur, semua unit unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) inipun mengembangkan sektor pariwisata menjadi potensi usaha pavorit mengembangkan desa desa wisata tidak harus tergantung mengembangkan dipinggiran gunung Slamet seperti Baturaden tapi mereka mampu mengembangkan sektor pariwisata yang berbasis desa sehingga selain pertanian yang cukup dominan ada juga industri batik.
Harapannya, komoditas pertanian agricultur ini juga bisa ditingkatkan kualitas dan keberlanjutannya atau sustainabelitinya. Karena sekarang generasi muda itu sudah tidak terlalu tertarik menjadi petani, maka hal hal tersebut juga harus dipertimbangkan aspek social defence nya.
Mungkin ada pendapat non ekonomi bahwa basis basis dasar sektor ekonomi juga harus dipertimbangkan sustainability nya apakah nantinya harus mempertahankan luas area lahan pertanian, melarang untuk mengalihkan ke bentuk pengeringan, sawah untuk pemukiman, jadi ini yang harus dipertahankan.
“Saya kira juga harus berhati-hati, sektor komoditas pertanian ini juga berfluktuasi sangat rentan dengan kondisi cuaca. Ketika ini menjadi salah satu sumber utama dari Kabupaten Banyumas yang akan dimekarkan maka harus dibangun dengan mengadopsi inovasi inovasi berteknologi,” katanya.
Kabupaten yang ketiga yaitu Banyumas Barat, ini adalah wilayah perbatasannya Cilacap dan Jawa Barat diperuntukkan sebagai kawasan industri dan menjadi salah satu yang diunggulkan yang diharapkan menjadi daerah otonomi baru.
Yang dipertimbangkan adalah wilayah Kabupaten Banyumas Barat disana ada pabrik semen Bima, ada beberapa yang sudah direncanakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk kawasan industri, jadi sifatnya padat karya namun ditopang juga dengan teknologi. Kawasan yang bisa dibangun pabrik, tapi sekali lagi kita harus melihat bahwa saat inipun inisiasi dan pengembangannya belum cukup optimal.
Yang kita ketahui ketika Daerah Otonomi Baru itu dimekarkan maka belanjanya itu harus dibagi masing masing, jumlah anggota dewannya kan masing masing, yang tadi anggota DPRD nya cuma 1 maka harus dicari sumber sumber lainnya.
Adanya Undang undang baru Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD) ada beberapa hal yang baru seperti sharing untuk kendaraan bermotor sudah mulai berjalan antara provinsi dan kabupaten, kemudian beberapa sumber lain juga harus ditingkatkan inisiasinya.
“Kemarin saya terlibat dalam pembahasan di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) di Kabupaten Banyumas mengidentifikasi menyusun perda tentang retribusi daerah dan pajak daerah. Ini mulai di identifikasi mulai sekarang akan ada hal hal yang perlu dioptimalkan dengan serius misalkan retribusi parkir jalan,” jelas Ketua Lab Terpadu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed ini.
Maka pemekaran ketiga wilayah ini kenapa aspek ekonomi menjadi cukup penting karena hal yang menjadi syarat utama adalah daerah yang dimekarkan ini dari ketiga wilayah tadi kota Purwokerto cenderung lebih unggul ada sektor sektor yang sifatnya sudah establish.
Beberapa wilayah lainnya yang dimekarkan untuk kontribusi dari sektor pertanian terbesar dari beberapa kecamatan yang rencananya nanti akan tergabung dalam Kabupaten Banyumas, sedangkan Banyumas Barat ini yang masih sangat perlu diperhatikan, karenanya kita harus melihat keberadaan peruntukannya harus sudah punya daya tarik investor.
Nampaknya saat inipun bisa kita identifikasi terlebih dahulu apakah masyarakat disekitarnya juga ikut terdongkrak kondisi perekonomiannya, mungkin jadi bagian jadi pegawainya, karyawannya atau juga bisa mengembangkan sektor sektor jasa atau industri lainya seperti kuliner yang bisa mendukung industri yang akan dikembangkan khususnya di Kabupaten Banyumas Barat.
“Jadi sekali lagi, aspek ekonomi adalah bagaimana kemandirian masing masing daerah ini yang tadinya menjadi satu di Kabupaten Banyumas kemudian akan terpecah menjadi 3 yakni lebih dari 9 kecamatan, 10 kecamatan dan 8 kecamatan, apakah nantinya ketika sudah terbagi menjadi wilayah yang otonomi ini kemandirian ekonominya semakin bisa survive masih bisa bertahan dalam jangka panjang,” pungkasnya. (Denis)