BANYUMASMEDIA.COM – Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Suradi Al Karim menyatakan pasangan Sadewo dan Setya (SadSet) di Pilkada 2024 mendatang dinilai mempunyai potensi besar untuk menang. Kedua kandidat dengan latar belakang berbeda ini sangat mungkin dipasangkan sebagai representasi kalangan Nasionalis dan Religius.
“Seandainya Setya Ari Nugroho bersedia menjadi calon Wakil Bupati dan berpasangan dengan Sadewo adalah hal yang wajar dan jamak lumrah. Mengapa mesti terkejut, lha wong menjadi Ketua DPD PKS yang religius Setya mau, bahkan 2 periode, apalagi menjadi Wakil Bupati Banyumas dengan Bupati Sadewo yang diakui sebagai Partai Nasionalis dan Religius,” ujarnya kepada banyumasmedia.com pada Ahad (16/6/2024) lewat pesan whatsApp nya.
Setya dengan perahu PKS kemudian memilih PDI-P sebagai perahu koalisi politik (political vihacle)- nya adalah hal yang wajar dan jamak lumrah juga. Mengapa mesti kaget, kalau PKS dan PDI-P Kabupaten Banyumas bersama dalam perbedaan berdialog dengan Tuhan syarat mutlak manusia pembangunan.
Kaitan dan Saling isi
Melihat dinamika perpolitikan di Banyumas saat ini secara sekilas tampak bahwa sepertinya kesemuanya itu merupakan sebuah truisme belaka. Padahal jika kita memiliki sedikit saja kejelian pasti akan terlihat betapa tajamnya naluri politik Ari dan tentu juga PKS di Banyumas.
Menurutnya, PKS harus mengambil langkah langkah yang cerdik sebagai bagian dari keberaniannya untuk mengambil resiko dengan memanfaatkan peluang yang ada. Mungkin inilah yang disebut dengan entrepreneur politik atau political entrepreneurship itu.
Kini persoalannya adalah bagaimna mencari kaitan dan saling isi antara keduanya. “PDI-P dalam prediksi saya, mas Sadewo lah akan mendapatkan rekom dari DPP dan dipastikan 99 % jatuh ke tanganya, 1 persen milik Tuhan,” imbuhnya.
Selanjutnya, bagaimna Setya Ari memberikan kontribusi politik yang besar bukan hanya sekedar ikut memenangkan Pilkada November 2024, melainkan juga mengangkat marwah di mata warga Banyumas sehingga menjadi kedua partai yang mencintai dan dicintai masyarakat Banyumas.
Dengan kata lain, Setya dan Sadewo wajar dan sah jika saling isi, karena kedua Parpol tersebut berada pada posisi saling membutuhkan ( religus- nasionalis). Bahwa proses dalam isi ini akan berlangsung bergumulan yang sangat menarik antara keduanya. Dan mungkin bisa dikatakan sejarah ini hanya terjadi di Banyumas dari Nusantara.
PKS, lanjutnya, akan diuntungkan lantaran sulitnya membangun kekuatan politiknya di kandang banteng. “Memang PKS kini bukan lagi eksklusif tapi sudah terbuka inklusif, faktanya masyarakat Banyumas sudah akseptabel dari setiap pemilu kursinya naik terus. Dan itu terjadi massif di seantero Indonesia, apalagi Banyumas,” pungkasnya. (Denis)
