BANYUMASMEDIA.COM – Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Semarang mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (2/8/2024).
Kegiatan tersebut berupa penyuluhan kepada kader kesehatan dengan tema “Meningkatkan pemahaman dan keterampilan pada ibu balita tentang cara pembuatan disinfektan alami (jeruk purut dan daun sirih) sebagai bahan mencuci peralatan makanan untuk mencegah stunting akibat penyakit diare.” Acara ini dihadiri oleh kader kesehatan, pemerintah desa setempat, dan petugas sanitarian dari Puskesmas Baturraden II. Beberapa mahasiswa dari Prodi Sanitasi Program Diploma III dan Prodi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan juga berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan bagian dari peran aktif yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi Kesehatan untuk mendukung program pemerintah dalam akselerasi penurunan stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Pada pelatihan ini, para kader kesehatan mendapatkan materi tentang prinsip HSM, penyakit akibat makanan, personal hygiene, dan cara pencucian peralatan makanan dan desinfektan. Materi disampaikan oleh Nurul Amaliyah, SKM, M.Sc, Ratih Lukmitarani, S.ST, M.KL, dan Nur’Aeni, S.ST, M.Kes. Metode pembelajaran dilakukan melalui diskusi, tanya jawab, dan praktik penyuluhan tentang cara mencuci peralatan makanan untuk mencegah stunting akibat penyakit diare.

Nurul Amaliyah, SKM, M.Sc memaparkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia selama 10 tahun terakhir tidak menunjukkan perubahan signifikan, sehingga diperlukan pengendalian secara terpadu dengan lintas sektor.
“Masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia membuat Pemerintah Indonesia merespons dengan mengeluarkan Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif,” terang Nurul Amaliyah, SKM, M.Sc.
Ia menambahkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan sanitasi peralatan makanan yang buruk menjadi penyebab sekunder terjadinya stunting pada balita. Pencucian peralatan yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan diare, yang pada balita sering menderita diare dapat terganggu pertumbuhannya sehingga berkontribusi secara tidak langsung terhadap stunting.
“Karena itu, pendekatan melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman pada ibu balita tentang cara pembuatan disinfektan alami (jeruk purut dan daun sirih) sebagai bahan mencuci peralatan makanan penting dalam upaya pencegahan stunting,” ungkap Nurul Amaliyah, SKM, M.Sc.

Pada kesempatan yang sama, Ratih Lukmitarani, S.ST, M.KL menyampaikan tentang pentingnya prinsip hygiene sanitasi makanan, penyakit akibat makanan (food borne diseases)
“Prinsip hygiene sanitasi makanan meliputi enam kegiatan: pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan, dan penyajian makanan yang baik. Kegiatan-kegiatan ini dapat menghasilkan pangan yang memenuhi syarat kesehatan sebagai upaya mencegah terjadinya penyakit akibat makanan, salah satunya diare,” tuturnya.

Sementara itu, Nur’Aeni, S.ST, M.Kes memaparkan tentang penyakit akibat makanan dan bagaimana personal hygiene penjamah makanan dapat menjadi penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada balita.
Kepala Desa Karangmangu, Cucud Waluyo, SH, mengucapkan terima kasih atas pengabdian masyarakat yang sering dilakukan oleh Jurusan Kesehatan Masyarakat Poltekkes Kemenkes Semarang.
“Kami berterima kasih kepada Poltekkes Kemenkes Semarang atas terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat ini. Diharapkan kader kesehatan sebagai agen perubahan dapat berkontribusi dalam akselerasi penurunan stunting dengan aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang peningkatan pemahaman dan keterampilan pada ibu balita tentang cara pembuatan disinfektan alami (jeruk purut dan daun sirih) sebagai bahan mencuci peralatan makanan untuk mencegah stunting akibat penyakit diare,” ungkap Cucud Waluyo SH.
Cucud Waluyo SH. berpesan agar kader kesehatan Desa Karangmangu mengaplikasikan ilmu yang didapat dan terus memberikan informasi serta mengingatkan masyarakat mengenai pencegahan penyakit berbasis lingkungan dengan memanfaatn bahan desinfektan alami seperti daun sirih dan jeruk.
“Apa yang telah diperoleh hari ini, semoga bisa diaplikasikan oleh para kader kesehatan sebagai garda depan untuk mengajak masyarakat melaksanakan upaya pencegahan stunting melalui peningkatan dan pemahaman ibu balita tentang upaya pencegahan diare melalui pencucian peralatan makanan yang benar,” terangnya. [Nurul Amaliyah]