Pendidikan

Anggota Komisi IV DPRD Banyumas Sebut Study Tour Punya Potensi Sektor Pariwisata

501
×

Anggota Komisi IV DPRD Banyumas Sebut Study Tour Punya Potensi Sektor Pariwisata

Sebarkan artikel ini

BANYUMASMEDIA.COM – Purwokerto, Anggota komisi IV DPRD Kabupaten Banyumas dari Fraksi PKS, Atik Luthfiyah menyatakan pihaknya sangat menyayangkan atas larangan sekolah untuk melakukan kegiatan Study Tour di akhir tahun ajaran sekolah.

” Study tour tidak harus ditiadakan, karena kegiatan ini sudah dilakukan sejak dulu. Tidak ada masalah sebenarnya yang terpenting pihak sekolah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Tidak memberatkan ekonomi orang tua, diperhatikan betul keamanan kendaraannya, keselamatan dalam perjalanannya dan tentu saja tidak menjadi ajang mencari keuntungan,” ujarnya.

Legislator PKS komisi IV yang membidangi pendidikan, kesehatan, kesra dan pariwisata ini menyayangkan larangan kegiatan study tour . “Tentu menjadi tidak adil, ketika ada sebuah insiden kecelakaan lantas kegiatan study tour langsung dihentikan,” ungkap Atik kepada banyumasmedia.com melalui pesan singkat selularnya pada Ahad (19/5/2024)

Disisi lain, dihentikannya study tour justru berdampak kerugian pendapatan bagi sektor pariwisata. Padahal, pemerintah daerah sedang gencar-gencarnya menggalakkan sektor pariwisata dan sangat berkontribusi bagi pendapatan asli daerah.

“Kalau kegiatan study tour dihentikan tempat pariwisata jadi sepi dong. Kita punya kawasan wisata Baturaden yang sering menjadi tujuan wisata domestik,” tambahnya.

Selain itu, sebagian orang tua menilai bahasa study tour juga merupakan cara lain belajar yang mengasyikkan bagi siswa diluar lingkungan sekolah dan memberi kesempatan kepada anak untuk menambah wawasan.

“Jangan dihentikan lah, kegiatan ini bermanfaat buat anak anak. Mereka bisa belajar di luar kelas, mengunjungi tempat tempat bersejarah bareng teman temannya di sekolah,” ungkap Afni sebagai orang tua dari siswa SD Negeri di Grendeng

Fathurahman, guru di wilayah Kemranjen mengatakan proses belajar itu perlu mengaktifkan semua pancaindra.

“Study tour juga cara anak belajar di luar sekolah. Para siswa dapat mengamati secara langsung, memproses informasi yang mereka terima lewat pancaindra. Peran guru adalah sebagai fasilitator kegiatan, menemani mereka untuk explore banyak tempat. Berkunjung ke kebun binatang misalnya, siswa belajar tentang keanekaragaman hayati, berbagai jenis binatang reptil, burung, dan lainnya. Kemudian berkunjung ke museum melihat sejarah perjuangan para pahlawan membela bangsa. Atau juga tempat lain yang sarat dengan wawasan pengetahuan yang mengedukasi,” jelas Faturrahman.

BACA JUGA  Evaluasi Program Rehabilitasi Perokok Anak, KPAI Akan Kunjungi Manado

Ia menambahkan, tidak setiap tahun dirinya mendampingi para siswa ketika melakukan study tour.

“Pendampingan disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan yang dilaksanakan,” pungkas Fatur. (Siti)