BANYUMASMEDIA.COM – Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, memastikan bahwa meski anggaran tahun 2026 mengalami penyesuaian, sejumlah program strategis nasional tetap menjadi prioritas.
“Tahun depan kita hanya mendapatkan anggaran di angka Rp377 miliar. Dari jumlah itu, sekitar Rp300 miliar dialokasikan untuk operasional dan gaji, sementara ruang fiskal yang tersedia hanya sekitar Rp75 miliar,” ujar Aminudin dalam sesi wawancara doorstop usai kegiatan Taklimat Media Televisi bertema ‘Perpustakaan Nasional: Transformasi Literasi untuk Indonesia Maju’, di Gedung Layanan Perpusnas, Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Dengan keterbatasan tersebut, Perpusnas akan menyeleksi program secara hati-hati. Program unggulan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) tetap dijalankan sebagai bagian dari program prioritas nasional yang telah berlangsung sejak 2018, meski jumlah lokusnya dikurangi dari sekitar 1.000 menjadi 650 titik.
“Program bantuan buku tahun depan akan kami tunda terlebih dahulu, agar fokus diarahkan pada optimalisasi TPBIS,” jelasnya.
Selain TPBIS, Aminudin menegaskan bahwa program KKN Tematik Literasi, yang melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, tetap dipertahankan karena terbukti memiliki dampak besar terhadap penguatan literasi masyarakat.
Sementara itu, program Relawan Literasi Masyarakat (ReLima) justru akan ditingkatkan jumlahnya pada tahun depan. “Program ini memperkuat koordinasi antara para pegiat literasi dan pemerintah daerah. Dengan adanya relawan di kabupaten/kota, sinergi literasi lebih mudah dipantau dan dievaluasi,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Aminudin juga menyoroti peningkatan minat masyarakat terhadap koleksi digital dan naskah kuno yang dikelola Perpusnas. Menurutnya, kunjungan baik secara langsung maupun daring terus mengalami kenaikan signifikan.
“Ini menakjubkan, karena kunjungan ke Perpusnas maupun melalui aplikasi Khastara terus meningkat. Masyarakat tampak semakin sadar pentingnya mengenal isi naskah kuno,” tuturnya.
Ia menjelaskan, peningkatan akses tersebut tidak lepas dari kerja tim pernaskahan dalam membuka akses publik terhadap hasil preservasi manuskrip dan koleksi digital. “Ada tren riset baru terhadap majalah dan koran kuno. Ini indikasi bahwa masyarakat ingin memahami sejarah bangsa dan tokoh-tokohnya lebih dalam,” imbuhnya.
Selain pengembangan literasi berbasis inklusi sosial, Perpusnas juga terus memperkuat transformasi digital melalui penyediaan koleksi bacaan di platform daring yang dapat diakses gratis. “Kami menyediakan bacaan dari berbagai jenjang di aplikasi Perpusnas. Masyarakat hanya perlu memiliki nomor keanggotaan atau nomor pokok siswa untuk anak-anak,” terang Aminudin.
Langkah itu, katanya, merupakan bagian dari strategi besar Perpusnas dalam mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
Menanggapi pertanyaan jurnalis terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG), Aminudin menyampaikan dukungan penuh terhadap program prioritas nasional tersebut yang menjadi salah satu fokus pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Perpusnas terkait langsung dengan dua program nasional, yaitu peningkatan sumber daya manusia dan pelestarian nilai-nilai budaya. Dalam konteks MBG, kami mendukung penuh karena ketika anak-anak bergizi baik, mereka akan lebih siap untuk membaca dan berpikir dengan baik,” ujarnya.
Ia menegaskan, gizi dan literasi saling melengkapi dalam membentuk generasi unggul. “Pemenuhan gizi penting untuk tubuh, tapi otak juga harus diisi dengan bacaan yang berkualitas. Perpusnas berperan menyediakan bahan bacaan bermutu secara luas dan gratis,” tandasnya.
Turut mendampingi Kepala Perpusnas dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Utama Joko Santoso, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Suharyanto, serta Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Edi Wiyono. Usai acara, media turut diajak meninjau sejumlah layanan publik Perpusnas, seperti layanan koleksi umum dan digital, ruang baca anak dan difabel, serta layanan koleksi naskah nusantara.











