BANYUMASMEDIA.COM – Pekan baru datang lagi. Seperti biasa, Senin menghadirkan dua jenis manusia: yang siap melangkah, dan yang masih menatap layar ponsel sambil menarik napas panjang. Di antara keduanya, ada satu hal yang sering luput kita sadari, bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan.
Stephen Covey pernah memperkenalkan konsep circle of control, lingkar kendali. Dalam hidup, ada hal-hal yang bisa kita atur langsung, ada yang hanya bisa kita pengaruhi, dan ada yang sama sekali di luar jangkauan kita. Semakin sering kita memaksa mengatur hal di luar lingkar itu, semakin besar pula lelah yang kita ciptakan sendiri.
Nilai ujian, perilaku orang lain, cuaca yang tak menentu, bahkan keputusan atasan, semua itu bukan milik kita. Tapi niat, usaha, dan sikap menghadapi semuanya, itulah wilayah kita sepenuhnya.
Coba pikirkan: berapa banyak energi habis karena memikirkan sesuatu yang tak bisa kita ubah? Kita marah karena orang tak memahami kita, kecewa karena hasil tak sesuai harapan, cemas karena masa depan tak pasti. Padahal sebagian besar dari semua itu berada di luar lingkar kendali kita.
Mengikhlaskan bukan berarti pasrah. Itu cara paling bijak untuk memusatkan energi pada hal yang memang bisa kita ubah. Kalau diibaratkan perjalanan, ikhlas adalah memilih fokus pada langkah kaki sendiri, bukan pada arah angin yang tak bisa kita atur.
Mungkin itu pesan Senin ini: Alihkan perhatian dari yang tak bisa dikendalikan, ke yang bisa diperbaiki.
Daripada menuntut semua hal berjalan sesuai keinginan, belajarlah menata reaksi diri saat hal-hal berjalan di luar rencana.
Karena hidup akan jauh lebih ringan saat kita tahu batas antara “apa yang bisa saya ubah” dan “apa yang harus saya terima.” Di situlah letak keseimbangan dan di situlah makna sejati dari ikhlas.
