EsaiLiputan

Sebuah Momen Bahagia di Depan Kampus: Mengenang Perjalanan Orangtua dalam Menyaksikan Anak Bertumbuh

×

Sebuah Momen Bahagia di Depan Kampus: Mengenang Perjalanan Orangtua dalam Menyaksikan Anak Bertumbuh

Sebarkan artikel ini

BANYUMASMEDIA.COM – Sore itu, di depan sebuah kampus di Purwokerto, saya melihat pemandangan yang sederhana tapi menggugah: sepasang suami-istri dan seorang gadis muda berjalan keluar dari gerbang universitas. Di kepala gadis itu, tersemat sebuah topi berlogo universitas, mungkin topi resmi penyambutan mahasiswa baru. Raut wajah mereka bersinar. Tapi ada satu momen kecil yang membuat saya diam lebih lama: si ayah, dengan senyum tak putus, mengambil topi itu dari kepala anaknya dan mengenakannya di kepalanya sendiri. Sang putri tertawa melihatnya dan ibunya ikut tersenyum.

Barangkali itu momen kecil yang tak akan muncul di berita mana pun. Tapi bagi saya, itu adalah potongan kehidupan yang sarat makna tentang cinta, perjuangan, dan rasa syukur orangtua.

Sebuah kebahagiaan yang terlihat begitu terasa. Kebahagiaan yang sudah mereka tabung sejak lama, sejak pertama kali bayi itu menangis di ruang bersalin.

Orangtua berbahagia bukan hanya karena anaknya tumbuh, tapi karena mereka ada di sana untuk menyaksikan proses pertumbuhan itu. Dari langkah pertama yang terseok, dari kata pertama yang tak jelas, dari PR pertama yang sulit, sampai akhirnya ke tahap ini, langkah baru menuju masa depan.

Dan mereka tahu, semua itu tak pernah mudah. Mereka adalah orang-orang yang tak banyak tidur saat anaknya sakit. Orang yang diam-diam menyisihkan uang belanja demi iuran sekolah. Yang belajar sabar saat anaknya marah, dan menahan air mata saat anaknya merasa gagal. Mereka tahu betul, tidak semua hal bisa dibeli, tapi pendidikan adalah bentuk cinta yang terus mereka perjuangkan dengan waktu, tenaga, dan doa yang tak pernah putus.

Maka sore itu, ketika topi universitas berpindah dari kepala anak ke kepala ayah, saya tahu: itu bukan sekadar aksi spontan. Itu simbol. Seolah sang ayah ingin merasakan, walau sesaat, bagaimana rasanya menjadi orang yang akan melangkah ke masa depan. Tapi ia tahu, masa depannya sudah tertanam di pundak anaknya. Dan ia bahagia karenanya.

BACA JUGA  Brave Pink & Hero Green, Warna Solidaritas di Media Sosial

Penulis: Ahmad S. Robbani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *