Hikmah

Pohon: Keteguhan di Bumi, Kerindangan di Langit

×

Pohon: Keteguhan di Bumi, Kerindangan di Langit

Sebarkan artikel ini
Sumber: Unplash

BANYUMASMEDIA.COM – Pohon selalu berdiri tegak, meski hujan mengguyur atau angin mendera. Akar-akarnya menembus bumi, mencari air kehidupan. Daunnya merindangi siapa pun yang singgah, bahkan yang melempari sekalipun. Pohon adalah simbol keteguhan sekaligus kelembutan: kokoh di bawah, teduh di atas.

Al-Qur’an memberi gambaran indah tentang pohon sebagai metafora iman:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik; akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.” (QS. Ibrahim: 24–25).

Iman yang kokoh bagaikan pohon: mengakar dalam keyakinan, tumbuh dalam amal, dan berbuah dalam akhlak. Pohon tidak pernah menanyakan siapa yang berteduh di bawahnya; ia sekadar memberi, tanpa menagih balasan.

Jalaluddin Rumi pernah menulis: “Jadilah seperti pohon: ketika buahmu dilempari, engkau tetap memberi.” Pesan ini sederhana namun dalam: keteguhan bukan hanya tentang berdiri tegak, tetapi juga tentang memberi manfaat, meski dunia kadang membalas dengan luka.

Dalam kearifan Jawa, ada pepatah: “Wit sing urip iso nguripi” — pohon yang hidup bisa menghidupi. Ia bukan sekadar tumbuh untuk dirinya, melainkan menyalurkan kehidupan bagi yang lain. Dari akar sampai ranting, dari daun hingga buah, semua menjadi sumber kehidupan.

Maka, seorang Muslim seharusnya meneladani pohon: menghujamkan akar pada keyakinan, meninggikan cabang dalam doa, dan meneduhkan sekitarnya dengan amal. Jika iman kita adalah pohon, maka kebaikan adalah buahnya.

Kelak, yang dinilai bukan sekadar seberapa tinggi pohon itu tumbuh, melainkan seberapa banyak ia meneduhkan dan memberi manfaat.

BACA JUGA  "Nak, Perhatikan Dirimu"

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *