BANYUMASMEDIA.COM – Mengapa Idulfitri identik dengan kupat ( Jawa) atau ketupat. Buknkah kata Idulfitri adakah berasal dari bahasa Arab. Sedangkan kupat berasal dari bahasa Jawa yang bisa diterjemahkan menjadi ngaku lepat (mengakui kesalahan).
Seorang tokoh masyarakat muslim dari Patikraja, Pak Kyai Bashorudin menyampaikan bahwa kata kupat bisa bermakna laku papat ( 4 perilaku). Mengapa 4 tidak 5 atau angka ganjil lainnya? Laku papat ini diterjemahkan dari ketupat Idulfitri yang berbentuk segi empat.
Apa saja laku papat itu?
- Lebaran
Lebaran diartikan lebih lapang, lebih luas. Karena telah selesai menjalankan serangkaian ibadah di bulan Ramadhan akan mendidik kita menjadi pribadi yang lebar atau luas hatinya. Lebar maafnya, lebar sabarnya dan lebar keikhlasannya. Ini adalah laku (sikap atau tindakan yang pertama) - Luberan
Luberan mengandung arti luber, berlimpah, Karena saat idulfitri tiba rejeki kita luber makan sebaiknya melakukan amalan luberan yaitu saling berbagi dan sedekah. Bisa berupa berbagi kepada anak yatim, janda tua yang miskin, anak terlantar dan insan kurang beruntung secara materi lainnya. Luberan menjadi laku yang kedua - Leburan
Lebur mengandung makna lepas, hilang yang berarti laku leburan adalah meleburkan dosa dan kesalahan dengan saling memaafkan. Ini laku ketiga - Laburan:
Labur adalah kapur berwarna putih bersih. Oleh sebagian masyarakat Banyumas terutama daerah pinggiran labur ini digunakan untuk mengecat pagar rumah nya. Warna putihnya sangat bersih.
Laburan mengisyaratkan bahwa dengan saling memaafkan, saling berbagi dengan kelebaran hati maka jiwa akan kembali putih dan suci setelah Ramadhan. Ini seperti pesan yang sering kita simak saat Idulfitri, yaitu minal auzdin wal faidzin yang berarti kembali suci kepada fitrahnya karena diampuni dosa-dosanya.
Hal lain yang perlu dicermati adalah kupat yang dibuat dibungkus dengan janur. Janur adalah daun kelapa muda berwarna kuning.
Kata janur bernakna jatining nur atau cahaya hati nurani.
Jadi laku papat yang sangat baik diatas adalah cahayanya hati yang dihasilkan dari pendidikan selama Ramadan.
Wallahu a’lam