Internasional

Jejak Penjajah Palestina

414
×

Jejak Penjajah Palestina

Sebarkan artikel ini

BANYUMASMEDIA.COM – Bumi Syam dengan jutaan keberkahan dan ‘nukleus’-nya yaitu Masjid Al Aqsha, selalu menghadirkan kisah hebat seputar ulama dan mujahid agung umat Islam. Ternyata selain dipenuhi oleh para ‘superhero’ seperti Shalahuddin dan Iman Al Ghazali, Bumi Syam juga mengajarkan kepada kita tentang kebusukan para pengkhianat dan penjahat.

Berdirinya ‘apartheid state’ bernama Israel (yang hingga kapanpun keabsahannya tak akan pernah diakui oleh siapapun di dunia ini, kecuali orang hina yang sudah tak lagi mengerti nilai kemanusiaan) itu tak lepas dari upaya gila para penjahat dan pengkhianat. Ada sederet nama besar di balik penjajahan Bumi Syam dan munculnya Israel. Sebut saja David Ben Gurion, Chaim Weizmann atau Athur Balfour yang merupakan Perdana Menteri serta Menlu Britania Raya yang menandatangani sebuah deklarasi busuk yang isinya adalah dukungan untuk pendirian ‘tanah air’ bagi orang Yahudi di Palestina. Deklarasi ini dinamai Deklarasi Balfour 1917.

Namun, pembahasan kali ini adalah menyoroti sosok ideologis dan konseptor di balik berdirinya Israel. Dialah Theodor Hertzl yang menggagas ide ‘ Der Judenstaat’ yang diterbitkan pada tahun 1896 di Leipzig dan Wina. Buku ini memiliki sub judul ” Versuch einer modernen Losung Der Junderfrage ” (Proposal untuk sebuah solusi modern mengenai masalah Yahudi)
” if you know the enemy and know your self, you need not fear the results of an hundred battles ” Begitulah yang diungkapkan Sun Tsu bahwa siapapun yang mengenal betul musuhnya, maka ia tak perlu khawatir akan hasil apapun yang diperoleh, bahkan hingga ratusan perang tak menjadi masalah.

Mengetahui dan mengenali musuh adalah keniscayaan bagi siapapun untuk meraih kemenangan. Maka umat Islam haruslah tahu dengan baik siapa yang menjadi musuh mereka, salah satunya dedengkot zionis Theodor Hertzl. Theodor Hertzl lahir pada tahun 1860 anak seorang pedagang kaya. Menyandang 3 macam nama ; Ibrani, Jerman dan Hungaira. Hertzl kecil berumur 6 tahun belajar di madrasah khusus Yahudi dan tidak sempat menyelesaikannya, lalu melanjutkan di sekolah seni kemudian sastra inggris tahun 1876 dan saat itu umurnya 15 tahun.

BACA JUGA  Unsoed Perluas Pengabdian Masyarakat Internasional: Inisiasi KKN ke Sabah, Malaysia

Sebagaimana Yahudi Hungaira lainnya, yang juga bermigrasi ke Vienna (Austria) dan menyelesaikan studi kuliahnya dan meriah gelar doctor di bidang hukum romawi tahun 1884. Ia pun menjadi pengacara dan berambisi menjadi hakim, sayangnya gagal. Ia pun beralih profesi menjadi jurnalis dan meraih kesuksesan dan pindah ke Paris yang merupakan pusat peradaban barat kala itu. Semenjak saat itulah ia mengikuti dan mempelajari berbagai hal dan mengantarkannya kepada seseorang pemikir hebat bagi Yahudi dan kebid’ahan Zionisme yang ia ciptakan di dalam ajaran Yahudi.

Hertzl menikah di tahun 1889 dengan Julie Narchahauer, wanita yahudi kaya raya yang Hertzl harapkan sebagai solusi untuk gagsan negara Yahudi yang ia impikan. Namun hal itu tak semulus yang ia kira. Konflik internal keluarga dan juga penyakit yang ia alami menjadikan dirinya tak mampu melihat langsung negara impian nya terwjud.

Hertzl mati pada tahun 1904 di Eldach an der Rax (Austria) dan pada tahun 1949 jenazahnya dipindahkan ke Tepi Barat, Palestina di sebuah bukit yang dinamai bukit Hertzl. Allah beri Hertzl dan keturunannya adzab di dunia yang amat pedih. Putri sulungnya gila dan dicerai oleh suaminya lalu menjadi wanita jalang pecandu narrkoba. Adiknya, Hans yang tidak dikhitan (menyelisihi ajaran Yahudi) mengalami stress dan murtad menjadi Kristen lalu bunuh diri pada hari kematian kakaknya. Anak bungsunya, Margarita sakit sampai mati menyisakan anak (cucu Hertzl) yang tinggal di Inggris dan mengubah identitasnya serta meniti karir di pemerintahan tapi ia bunuh diri di sungai.

Sumber : Tabloid Media informasi Suara Syam edisi 22