BANYUMASMEDIA.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen menggelar Moderasi Hasil Penjurian Fasilitasi Komunitas Literasi Tahun 2025 pada 22–25 Juli di Jakarta. Melansir dari website perpusnas, kegiatan dibuka oleh Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, dan dihadiri narasumber, tim penilai, serta jajaran Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra.
Literasi disebut sebagai fondasi penting untuk membentuk sumber daya manusia unggul. “Kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis adalah kunci meningkatkan kualitas hidup,” ujar Kepala Bidang Literasi, Hidayat Widianto. Ia berharap forum ini melahirkan keputusan final terkait penerima fasilitasi komunitas literasi dan sastra, melanjutkan program Bantuan Pemerintah (Banpem) yang sudah bergulir sejak 2024.
Hafidz menegaskan, Banpem harus memberi manfaat nyata bagi komunitas literasi, sastra, dan para sastrawan. Pengalaman, kendala, dan masukan dari program sebelumnya akan menjadi bahan evaluasi demi perbaikan. Sementara itu, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menekankan pentingnya memprioritaskan penerima yang benar-benar membutuhkan dukungan agar tetap berkarya, meski terkendala teknis administratif.
Ketua Fasilitasi Komunitas Literasi, Herlina, memaparkan, dari 446 komunitas yang mendaftar, 186 lolos verifikasi berkas. Sebanyak 178 di antaranya meraih nilai di atas ambang batas. Persebaran peserta merata di seluruh provinsi, kecuali Kalimantan Tengah. Perbedaan nilai antarjuri akan dibahas dalam moderasi agar hasil lebih proporsional.
Di sisi lain, Ketua Panitia Fasilitasi Komunitas Sastra, Sulastri, melaporkan jumlah pendaftar meningkat menjadi 327 komunitas setelah perpanjangan waktu pendaftaran, namun hanya 248 yang mengunggah berkas. Dari hasil verifikasi, 138 komunitas masuk tahap penilaian dengan target 35 penerima. Untuk kategori perseorangan, 81 peserta lolos validasi dan akan dipilih 65 penerima sesuai kriteria usia.
Program Banpem Komunitas Literasi dan Sastra 2025 bertujuan meningkatkan kapasitas komunitas, mendorong partisipasi masyarakat, membangun sinergi dengan program pemerintah, memberi apresiasi atas peran komunitas, dan memperluas akses terhadap sumber daya literasi dan sastra.











