Sosok

Tuti Sundari, Kartini dari Kaki Gunung Slamet

316
×

Tuti Sundari, Kartini dari Kaki Gunung Slamet

Sebarkan artikel ini

BANYUMASMEDIA.COMDan Allah meninggikan orang yang berilmu beberapa derajat. Kalimat ini yang menjadi motivasi bagi Tuti Sundari, S.Pd untuk mengentaskan kemiskinan di tempat tinggalnya karena mayoritas penduduknya berpendidikan rendah. Perjalanan pengabdian ini dimulai tahun 2007. Di kala bimbel hanya ada di kota dan berbayar, bantuan pendidikan untuk melanjutkan sekolah sangat minim. Apalagi lingkungan yang minim informasi tentang dunia pendidikan.

Kebanyakan orang tua di tempat tinggalnya sudah merasa cukup bangga ketika anak perempuannya lulus SMP tidak perlu melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Bahkan tak sedikit yang mengalami putus sekolah, tidak lulus jenjang SMP. Berbekal ijazah SMP bagi yang lulus, mereka melamar kerja di toko-toko yang bertebaran di kota Purwokerto dan sekitarnya dengan gaji yang hanya bisa untuk beli sederet kosmetik kamar mandi dan peranum pipi atau kalau sudah ada perjaka yang mendatanginya untuk diajak menikah maka dengan sigap jawabnya “iya”.

“Bila hari ini aku adalah salah satu anak perempuan yang bergelar sarjana, itu tidak mudah perjalanannya, kalau saja tekadku lemah aku akan sama dengan perempuan desa lainnya di sini” ujar Tuti kepada banyumasmedia.com Senin, (22/4/2024)

Tuti berjuang sekuat tenaga dan sekuat dana, dirinya menguatkan dirinya pasti bisa menjadi insan yang berguna karena dirinya meyakini pendidikan adalah ikhtiar untuk merubah kehidupan yang lebih baik.

Melihat dirinya berhasil menjadi sarjana padahal dari keluarga sederhana maka Tuti beritikad membantu perempuan-perempuan di tempat tinggalnya untuk bisa hidup lebih baik.

Dengan majalah bekas, buku-buku seadanya dikumpulkannya anak-anak seusia sekolah SD hingga SMP. Didampinginya belajar materi sekolah bahkan ketrampilan lainnya serta mengaji belajar baca Al Quran, gratis tanpa dipungut biaya. Bantuan dana pendidikan melalui program GOTA (gerakan orang tua dan kakak asuh) untuk peserta TBM yang membutuhkan. Dikumpulkannya remaja putri untuk membantu dirinya karena semakin hari semakin banyak peserta yang ikut kegiatan bimbingan belajar yang dikelolanya. Di tahun 2008 teman-teman mahasiswa dari KAMMI ikut membantu.

BACA JUGA  Mengenal Winarko, Kaur Kesra Inspiratif Bantu Bedah 100 Lebih Rumah Warga Pedesaan

Hingga akhirnya kegiatannya bimbingan belajar itu diresmikan menjadi TBM Rumah Cendikia.

“Tujuan didirikannya TBM Rumah Cendikia ini anak-anak di sini menjadi generasi pembelajar. Hari ini di tahun 2024 ini alhamdulillah sudah banyak yang berhasil hingga s1 dan berkiprah di bidangnya masing-masing. Padahal andai saja waktu itu mereka dan aku menyerah kemungkinan masih bernasib sama, menjadi penjaga toko,”ujar Tuti.

Perjalanan yang tidak mudah. Namun pertolongan Allah berkali-kali menghampiri. Donasi dari teman-teman off line maupun on line, pendirian yayasan yang gratis, bantuan dari pemerintah melalui Dikti, dana hibah gubernur.
Pembebasan tanah yang bernilai puluhan juta dari infak teman-teman dan warga mulai dari 10 rb, 20 rb hingga nominal yang besar.

TBM Rumah Cendikia yang beralamat di Alamat: Grumbul Bacek, Rt 04/02, Desa Rempoah, kec. Baturraden, Kab Banyumas di tahun 2012 juga sudah menyelenggarakan layanan kejar paket C meluluskan satu angkatan serta sudah membuka cabang yaitu di Ledug, Dukuhwaluh, dan Jatilawang, Dengan adanya TBM Rumah Cendikia ini harapannya tak ada lagi anak usia sekolah dasar hingga lanjutan atas di kaki gunung Slamet yang masih kesulitan sekolah hingga SMA bisa terfasilitasi.

Tuti Sundari Kartini di kaki gunung Slamet yang mengharapkan keselamatan generasi di masa mendatang dengan hidup menjadi lebih baik. (Siti)