BANYUMASMEDIA.COM – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menyebut sektor pertanian masih menjadi salah satu pilar utama pembangunan Jawa Tengah, tidak hanya untuk ketahanan pangan, tetapi juga sebagai sektor yang berpotensi membuka lapangan kerja di masa depan.
Hal itu disampaikan Setya saat menanggapi arah kebijakan pembangunan sektor agraria di provinsi dengan luas lahan sawah terbesar ketiga di Indonesia tersebut.
“Beberapa kebijakan yang memang kita sepakati, seperti APBD Provinsi, nanti kita support untuk menunjang ketahanan pangan,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah harus hadir secara konkret untuk mendukung kesejahteraan petani, termasuk melalui alokasi anggaran yang memadai, pemenuhan kebutuhan pupuk, alat pertanian, serta kemudahan akses terhadap sarana dan prasarana produksi.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pihak ketiga dalam rantai distribusi hasil pertanian, agar petani tidak hanya produktif tetapi juga sejahtera. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, pelaku distribusi, dan masyarakat adalah kunci keberlanjutan sektor pertanian.
“Kalau partisipasi masyarakat bagus, pihak ketiga bagus, Pemerintah Provinsi juga support, pada akhirnya kolaborasi yang berkelanjutan ini akan menumbuhkan semangat bahwa sektor pertanian Jawa Tengah masih ada harapan,” tegasnya.
Setya juga menyinggung evaluasi terhadap program-program lama seperti Kartu Tani yang dinilainya belum efektif di lapangan. Ia menyebut banyak keluhan dari petani terkait kebijakan tersebut.
“Kemarin memang Kartu Tani itu menjadi problem di mana-mana. Harusnya ini diambil sebagai pelajaran untuk kebijakan strategis ke depan,” katanya.
Dengan meningkatnya kepadatan penduduk secara global dan ancaman krisis pangan, Setya menilai sektor agraria akan kembali menjadi sektor unggulan yang sangat dibutuhkan. Ia juga mendorong generasi muda agar tertarik dan terlibat dalam pertanian melalui pendekatan teknologi dan digitalisasi.
Ia menyebut digitalisasi pertanian merupakan langkah penting dalam menarik minat petani milenial. “Anak muda bisa berinovasi dan mengembangkan pertanian modern. Digitalisasi bisa bantu manajemen, sistem, pelayanan, hingga produksi,” ujarnya.
Selain sebagai sektor pangan, pertanian juga dapat dikembangkan sebagai potensi ekonomi kreatif melalui agrowisata. Ia menilai aktivitas seperti membajak sawah, menanam, hingga memupuk dapat dikemas menjadi wahana edukatif dan rekreatif yang diminati masyarakat kota.
“Ini bisa menjadi tambahan penghasilan masyarakat, dan hasilnya bisa mendukung keberlanjutan pembiayaan pertanian,” ujarnya.
Dengan pendekatan yang terintegrasi antara kebijakan, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor, DPRD Jawa Tengah menilai pertanian akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi daerah sekaligus membuka peluang kerja baru yang menjanjikan ke depan.[]











