BANYUMASMEDIA.COM – Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi di King Abdullah Sports City setelah sempat unggul lebih dahulu. Feras Al-Brikan mencetak brace bagi tuan rumah dan Saleh Abu Al-Shamat juga mencetak gol pembuka untuk Saudi, sementara Kevin Diks mencetak dua penalti untuk Indonesia, namun itu tak cukup bagi Garuda.
Publik bola tanah air memberikan penilaian bahwa timnas mengalami penurunan pasca diputusnya kontrak Shin Tae-yong (STY). Pada putaran kualifikasi sebelumnya Indonesia sempat menahan imbang Saudi 1-1 di Jeddah (September 2024) dan kemudian menang 2-0 di Jakarta (November 2024). Dua hasil yang menandai kemampuan tim asuhan STY.
Lanjutnya, PSSI memutuskan berpisah dengan Shin Tae-yong Januari 2025; Patrick Kluivert diumumkan sebagai pelatih baru tidak lama kemudian (Januari 2025) dengan kontrak sampai 2027. Pergantian ini bersifat struktural dan diiringi harapan strategi baru. Naasnya alih alih menunjukan peningkatan performa, timnas justru mengalami penurunan.
PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola nasional harus bertanggung jawab penuh. Keputusan mengganti pelatih di tengah jalan, tanpa peta transisi yang matang, jelas membawa risiko besar. Kini kita melihat akibatnya: sistem permainan goyah, chemistry antarpemain belum terbentuk, dan orientasi taktik berubah terlalu cepat.
PSSI semestinya belajar bahwa kontinuitas jauh lebih penting daripada euforia sesaat. Tim yang besar dibangun bukan hanya oleh nama pelatih, tetapi oleh arah kebijakan yang konsisten. Bila setiap periode kembali dimulai dari nol, maka Garuda akan terus mengepakkan sayap, tanpa pernah benar-benar lepas landas. [asr]