BANYUMASMEDIA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi datangnya musim hujan di Indonesia periode 2023/2024 akan mengalami keterlambatan akibat pengaruh fenomena El Niño. Fenomena ini, yang ditandai oleh pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik, berpotensi menyebabkan kekeringan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk sentra-sentra pertanian utama di Pulau Jawa.
Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia masih menghadapi kekeringan, meskipun sebagian telah memasuki musim hujan pada November 2023. BMKG NTB melalui laman websitenya menyatakan bahwa pemanasan SML akibat El Niño meningkatkan pembentukan awan di Samudera Pasifik, yang berakibat pada penurunan curah hujan di Indonesia. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan kekeringan tetapi juga mempengaruhi pola curah hujan secara umum.
Dr. Erma Yuhastin, peneliti klimatologi dari BRIN, melalui akun Twitter resminya, memperingatkan tentang tiga dampak utama El Niño terhadap Indonesia: pertama, penundaan awal musim hujan di sentra-sentra pertanian di Jawa; kedua, musim hujan yang lebih kering dengan intensitas hujan yang berkurang dan frekuensi hari kering yang lebih sering; ketiga, peningkatan ekstrem cuaca, termasuk hujan lebat disertai angin, petir, dan es.
Dampak ini dikhawatirkan akan menyebabkan gagal panen dan kelangkaan pangan, yang berpengaruh signifikan terhadap ketahanan pangan baik di tingkat lokal maupun global. Masyarakat dan pemangku kebijakan diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi pola curah hujan yang tidak menentu dan potensi kekeringan yang berkepanjangan. [Tanty]