banyumasmedia.com – Rabu (24/4/2024), Kondisi sanitasi Indonesia masih sangat jauh tertinggal dari negara lain di dunia. Bahkan, di kawasan ASEAN kondisi sanitasi di negara ini hanya berhasil menempati urutan tiga terbawah. Artinya, posisi Indonesia masih berada di bawah Vietnam dan Myanmar. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan, terlebih Indonesia telah merdeka lebih dulu dari kedua negara tersebut.
Untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia salah satu upaya yang dilakukan pemerintah ialah dengan membentuk program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Program PPSP sendiri memiliki tiga target utama yaitu menghentikan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), melaksanakan praktek 3R (Reuse Reduce Recycle) serta meningkatkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi sanitary landfill.
Tujuan ke 6 dari program Sustainable Development Goals (SDGs) berupa clean water and sanitation juga mengamanatkan adanya Open Defecation Free (ODF).
Cakupan akses jamban di Provinsi Jawa Tengah sampai bulan Mei 2015, Kabupaten Banyumas menempati posisi ketiga terbawah dengan angka kurang dari 75%. Berdasrkan studi Environmental Health Risk Assessment Kabupaten Banyumas bulan Desember 2015 diketahui perilaku buang air besar sembarangan sebanyak 42,2% (Dinas Kesehatan Banyumas, 2015). Sedangkan identifikasi perilaku hygiene dan sanitasi menunjukkan 81,4% responden tidak melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting.
Desa Kemutug Kidul sebagai desa binaan Jurusan Kesehatan Lingkungan masih terdapat warga yang membuag air besar tidak di jamban dikarenakan belum mampu membangunnya dan sebagian mengatakan belum menjadi prioritas.
Sarana jamban keluarga merupakan sarana penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit akibat tinja (fecal borne disease) yang harus dimiliki oleh seluruh warga masyarakat.
Masih belum tercapainya ODF tidak hanya terbatas pada masalah ekonomi saja, namun aspek perilaku serta teknis pelaksanaan pembangunan jamban menjadi terkendala. rendahnya cakupan jamban.
Oleh karena itu, kegiatan terpadu berupa penyiapan lembaga, edukasi dan bantuan teknis perlu disiapkan agar cakupan kepemilikan jamban bisa mencapai 100%.
Atas dasar keprihatinan akan buruknya sanitasi warga di Desa Kemutung Kidul, Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas, tim dari Poltekkes Kemenkes Semarang telah melaksanakan pelatihan pembuatan septiktank dan resapan cetak pada semester genap tahun 2022/2023 di Desa Kemutug Kidul Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kegiatan ini bertujuan mencegah terjadinya penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh keberadaan pembuangan tinja yang tidak saniter.
Lebih khusus, kegiatan ini bertujuan melatih kader dan tukang lokal untuk mampu menyiapkan masyarakat dalam pembangunan jamban secara mandiri, memotivasi masyarakat dalam memperhatikan aspek sanitasi terutama dalam pembuangan tinja yang saniter
serta peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Tahapan kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan dan terintegrasi, sehingga pendekatan yang dilakukan lebih bersifat menyeluruh, sehingga kegiatan yang dilakukan mempunyai tahapan sebagai berikut :
- Pra pelaksanaan
a. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Puskesmas Baturraden 2 sebagai pihak yang memiliki wilayah administrasi dalam bidang kesehatan.
b. Koordinasi dengan pihak Desa Kemutug Kidul dan Puskesmas Baturraden, guna mengemukakan maksud kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pembentukan pusat informasi, konseling kesehatan dan pelatihan teknis konstruksi jamban.
- Pelaksanaan
a. Mensosialisasikan kepada kader kesehatan atau PKK mengenai pembentukan pusat informasi, konseling kesehatan dan pelatihan teknis konstruksi jamban.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutukan seperti PVC, pasir, paku atau bor, tali tambang, lem pipa, gergaji, dll
c. Menyiapkan alat media berupa laptop, LCD projector untuk presentasi.
d. Setelah selesai ceramah diskusi dan demonstrasi dilakukan praktek pembuatan secara langsung oleh tim dosen Prodi D III Sanitasi dibantu oleh mahasiswa.
e. Tiap kader kesehatan atau PKK untuk mensosialisasikan kepada tiap dasa wisma di tiap RT atau RW.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh beberapa orang yang tergabung dalam tim yang terdiri : Suparmin, SST, M.Kes, Sugeng Abdullah, SST, M.Si.,Tri Cahyono, SKM, M.Si. dan 6 orang mahasiswa lainnya Jurusan Kesling Polkesmar.
Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan dengan anggaran sebesar Rp.12.000.000, –
Diharapkan dengan kegiatan ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sanitasi yang baik agar pola hidup sehat terjaga. Dan kegiatan semacam ini bisa masif dilakukan di tempat lainnya yang masih memerlukan edukasi soal sanitasi. (*)