BANYUMASMEDIA.COM – Masjid Nurul Huda Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menyelenggarakan acara Semar Mengaji Volume 3 Episode ke-2 dengan tema “Matinya Kreativitas Akibat Formalitas Pendidikan”, kamis, (14/11/2024). Acara Semar Mengaji episode kali ini menghadirkan narasumber utama Dr. Bramastia, M.Pd yang merupakan Dosen S2 Pendidikan Sains sebagai pemateri tentang Matinya Kreativitas Akibat Formalitas Pendidikan.
Ketua panitia, Mufti Muammarul Haq berharap Semar Mengaji dapat menjadi motor penggerak perubahan positif, terutama dalam membentuk pola pikir kritis dan kreatif generasi muda.
“Di tengah tantangan formalitas pendidikan yang sering kali mematikan kreativitas, kami ingin Semar Mengaji menjadi ruang refleksi dan solusi. Semoga setiap ilmu yang dibagikan di sini membawa manfaat dan menjadi jalan untuk membangun masyarakat yang lebih baik,” terang Mufti Muammarul Haq.
Makna tentang Semar Mengaji adalah wadah kajian yang bertujuan untuk memberikan ruang bagi para mahasiswa dan masyarakat untuk belajar dan berdiskusi secara mendalam tentang berbagai topik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Acara ini tidak hanya menyajikan kajian keagamaan, tetapi juga isu-isu penting lainnya, seperti pendidikan, sosial, dan sains teknologi dengan pendekatan Islami.
“Melalui Semar Mengaji, diharapkan generasi muda mampu mengembangkan cara berpikir kritis dan kreatif yang selaras dengan nilai-nilai keislaman,” ujar Mufti Muammarul Haq.
Sementara itu, Dr Bramastia, M. Pd dalam pandangannya menyampaikan bahwa matinya kreativitas dunia Pendidikan harus disikapi dengan serius.
“Kemerdekaan kampus tidak boleh hanya sebatas slogan semu yang justru memanipulasi kesadaran kampus dalam berkreativitas. Untuk itu, kampus harus Kembali mengedepankan akal dalam merasionalisasi berbagai kebijakan Pendidikan. Di samping itu, dibutuhkan gerakan kampus pada ranah ilmiah dengan membangun wacana kesadaran kritis mahasiswa dalam mensikapi berbagai kebijakan pemerintah,” terang Dr. Bramastia, M.Pd.
Ia menambahkan bahwa kampus terutama mahasiswa harus menjadikan Pendidikan sebagai rem agar dalih transformasi Pendidikan tidak berbelok arah yang pada akhirnya jauh dari nilai-nilai dan etika Pendidikan yang selama ini berpijak pada aras lokal bangsa Indonesia.
“Formalitas Pendidikan tidak boleh mematikan kreativitas kaum intelektual, mengingat Pendidikan sejatinya membangunkan dan membangkitkan kesadaran manusia untuk bertindak lebih manusiawi. Puncak kreativitas adalah menghasilkan karya Pendidikan yang memiliki nilai dan kemanfaatan bagi manusia itu sendiri. Sehingga di tengah transformasi global saat ini, Pendidikan harus menjadikan manusia lebih arif dan bijaksana,” ujar Dr. Bramastia, M.Pd. [asr]