BANYUMASMEDIA.COM – Di tengah gempuran budaya pop dari berbagai penjuru dunia, Jepang tampaknya menjadi salah satu negara yang paling berhasil “menyusup” ke dalam keseharian bahasa anak muda Indonesia. Bukan hanya melalui anime dan manga yang digandrungi, tetapi juga lewat kata-kata khasnya yang kini secara resmi diakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Ya, beberapa istilah Jepang yang dulunya hanya hidup dalam forum daring dan percakapan para penggemar, kini telah sah menjadi bagian dari kosa kata bahasa Indonesia.
Sebut saja “anime”, yang merujuk pada film animasi khas Jepang. Dulu mungkin hanya terdengar di kalangan penggemar Naruto, One Piece, atau Studio Ghibli. Tapi kini, kata ini sudah akrab bahkan di telinga orang tua yang anaknya menonton lewat layar ponsel.
Lalu ada “manga”, yang berarti komik bergaya Jepang. Komik satu ini punya ciri khas gambar ekspresif dan cerita yang tak jarang menyentuh hati. Dari kisah cinta sekolah hingga pertarungan epik antardunia, manga punya tempat tersendiri di rak baca para remaja.
Yang menarik, istilah “isekai” juga ikut masuk ke KBBI. Kata ini merujuk pada genre cerita di mana tokoh utama berpindah ke dunia lain, biasanya dunia fantasi. Dari sekadar cerita, isekai kini juga jadi pelarian imajinatif dari realitas.
Tidak ketinggalan, ada juga istilah yang lebih personal dan kadang kontroversial: “wibu”. Kata ini mengacu pada orang yang sangat menggemari budaya Jepang, sering kali sampai titik obsesif. Meski kadang digunakan dengan nada bercanda, “wibu” kini telah diterima secara luas dan masuk dalam kamus resmi.
Lalu ada juga “otaku”, sebutan bagi orang yang fanatik terhadap suatu hal, biasanya anime, manga, atau video game. Mirip tapi tak sama, ada pula istilah “wota”, yaitu penggemar berat grup idola, khususnya dari Jepang, yang rela merogoh kocek dan waktu demi mengikuti setiap aktivitas idolanya.
Kehadiran istilah-istilah ini dalam KBBI menunjukkan bagaimana bahasa bersifat dinamis dan merefleksikan zaman. Ia tumbuh, menyerap, dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang hidup di masyarakat.
Jadi, kalau anakmu menyebut dirinya wibu, atau sedang menggambar manga bertema isekai sambil menonton anime terbaru, jangan bingung. Sekarang semuanya sudah masuk kamus secara resmi. Dan seperti kata pepatah Jepang, kotoba wa jinsei no kagami, bahasa adalah cermin kehidupan. [asr]











