BANYUMASMEDIA.COM – Banyumas, Jurusan Kesehatan Lingkungan (JKL) Poltekkes Kemenkes Semarang kembali hadir di tengah masyarakat melalui kegiatan pengabdian di Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden, Selasa (12/8/2025). Kali ini, para kader kesehatan mendapat pembekalan pengetahuan tentang Teknologi Tepat Guna (TTG) pengolahan air bersih.
Acara yang melibatkan kader kesehatan, perangkat desa, hingga petugas sanitarian dari Puskesmas Baturraden II ini juga diramaikan mahasiswa Prodi Sanitasi Diploma III dan Sarjana Terapan sebagai fasilitator.
Kepala Desa Karangmangu, Cucud Waluyo, S.H., mengapresiasi langkah Poltekkes Semarang yang rutin turun ke desa.
“Kami berterima kasih kepada Poltekkes Kemenkes Semarang atas terselenggaranya kegiatan ini. Harapannya, kader kesehatan bisa menjadi agen perubahan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan air bersih,” ujarnya.
Dalam sesi materi, Fauzan Ma’ruf, S.ST., M.Kes., memaparkan bahwa air dari mata air maupun tampungan terbuka kerap rentan tercemar. Kontaminasi kotoran atau zat berbahaya bisa memicu masalah kesehatan seperti diare, terutama pada balita.
“Angka diare di Desa Karangmangu dan Kemutug Kidul menempati delapan besar penyakit akibat lingkungan di Kecamatan Baturraden. Bila berlangsung lama, diare pada balita bisa berujung pada gangguan pertumbuhan bahkan stunting,” jelas Fauzan.

Data Dinas Kesehatan menunjukkan, prevalensi stunting di Banyumas per Februari 2023 mencapai 11,35 persen, masih di bawah target nasional 14 persen. Meski menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 16 persen, masalah ini tetap perlu diwaspadai.
Fauzan juga mengutip hasil penelitian yang menunjukkan kadar besi tinggi pada air bersih/minum berhubungan dengan kejadian stunting.
“Jika kadar besi melebihi ambang batas, bisa menghambat penyerapan zink yang penting untuk pertumbuhan. Ditambah lagi adanya cemaran timbal, merkuri, maupun bakteri berbahaya dapat semakin memperburuk kondisi kesehatan anak,” terangnya.
Untuk itu, Fauzan menekankan pentingnya penggunaan teknologi sederhana dalam pengolahan air agar layak konsumsi.
“Salah satu solusi adalah memberikan contoh model TTG pengolahan air agar masyarakat punya sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan,” katanya.
Kegiatan ini tidak hanya berupa ceramah, tetapi juga diskusi, tanya jawab, hingga pre dan post test bagi para kader. Dengan begitu, materi yang disampaikan bisa langsung dipahami dan diukur efektivitasnya.
Menutup acara, Kepala Desa Karangmangu berpesan agar para kader benar-benar mengaplikasikan ilmu yang didapat.
“Apa yang sudah diperoleh hari ini semoga bisa diterapkan dan disebarkan kepada masyarakat. Kader kesehatan adalah garda depan dalam mengajak warga menggunakan air bersih demi mencegah penyakit diare dan stunting,” tegas Cucud Waluyo.











