BANYUMASMEDIA.COM – Program penanganan anak putus sekolah seperti Si Patas perlu diapresiasi, namun harus diiringi dengan aksi nyata dan kolaborasi lintas sektor, termasuk peran aktif dunia kampus. Demikian disampaikan Ahmad Sabiq, Pengamat Politik dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Banyumas, dalam wawancara dengan banyumasmedia di kampus ISIP UNSOED, Kamis (26/6/2025).
Ahmad Sabiq menegaskan bahwa keberhasilan program pemerintah dalam mengatasi anak putus sekolah tidak bisa hanya mengandalkan inisiatif pemerintah saja. Perlu keterlibatan masyarakat sipil, sektor usaha, media, serta perguruan tinggi dalam upaya bersama, yang dikenal dengan konsep pentahelix.
“Pendidikan adalah investasi masa depan, jadi semua pihak harus bersinergi. Kampus dapat berperan besar dalam merancang program yang tepat, melakukan riset untuk mengidentifikasi faktor penyebab anak putus sekolah, serta menjalankan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari solusi,” ujar Sabiq.
Lebih jauh, Sabiq mengingatkan bahwa program semacam Si Patas harus dibarengi dengan pendanaan yang jelas, realisasi yang terukur, dan kerja sama yang solid antar pemangku kepentingan. “Program apapun jika tidak ada sinergi dengan masyarakat, akan sulit berjalan efektif,” ujarnya.
Menurutnya, data tentang anak putus sekolah yang dimiliki pemerintah saat ini masih mentah dan belum menggambarkan secara komprehensif akar permasalahan. Oleh karena itu, perguruan tinggi dapat mengambil peran penting dalam pendalaman data dan analisis, sehingga solusi yang diambil bisa lebih tepat sasaran.
“Kalau kampus bisa ikut mengoptimalkan perannya, penanganan anak putus sekolah akan lebih komprehensif dan berdampak,” pungkas Ahmad Sabiq.
Reporter: Denis











