BANYUMASMEDIA.COM – Siapa bilang untuk bisa membantu warga yang rumahnya tak layak harus menjadi anggota dewan? Kata siapa untuk bisa membantu warga yang kurang mampu harus memiliki kekayaan yang melimpah?
Winarko, seorang kaur kesra di desa Pekunden, Banyumas mampu membantu warga yang kondisi rumahnya kurang layak, dibedah menjadi lebih baik. Tidak hanya sepuluh, dua puluh rumah melainkan lebih dari 100 rumah warga desa Pekunden dan sekitarnya berhasil dibantu dibedah, bekerja sama dengan aleg-aleg dari beberapa partai politik dan dinas terkait.
“Dulu aku pikir untuk bisa berkontribusi kepada masyarakat harus jadi aleg, atau pejabat tinggi. Makanya dulu ditawari jadi caleg terus mengiyakan. Ternyata kita bisa berkontribusi untuk negara dan masyarakat banyak jalannya, “ ungkapnya
Prestasi Winarko tidak hanya membedah lebih dari 100 rumah warga di desa Pekunden dan sekitarnya. Sebagai abdi masyarakat di organisasi Karang Taruna dan Pokdarwis di desanya, Winarko berhasil mengantarkan desa Pekunden dinobatkan sebagai desa wisata terbaik saat diadakan lomba oleh Dinas terkait dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, desa yang tak memiliki bentangan alam yang eksotik, tak bersanding gunung yang menjulang tinggi dan tak pula memiliki gemericik air yang mengalir seperti air terjun atau sungai yang memukau, tetapi berhasil merebut desa wisata terbaik ke-1 tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2022 dan Juara 2 (kategori Desa Wisata Rintisan) tingkat nasional, ADWI Tahun 2023.
“Hadiah bukan menjadi tujuan yang dibangga-banggakan, tapi imbas dari perolahan prestasi itu yang sangat berarti,” ucapnya jujur.
Winarko sadar betul, bahwa ketika Allah memberi potensi di situ pasti tercipta prestasi. Meski bentangan alam desa Pekunden tak seasri desa-desa di kaki gunung Slamet, tapi desa Pekunden memiliki daya tarik yang luar biasa.
Potensi-potensi keaifan lokal oleh Winarko dan kawan-kawan dikembangkan dengan baik. Ada pengrajin batik Banyumas, mino, manggleng, Golang Galing, kebun Buah Naga, dan masih banyak lagi yang dikembangkan. Akibatnya produk-produk lokal yang dikembangkan bisa menjadi sumber penghasilan warga Pekunden.
Desa Pekunden juga membantu program Pendidikan Nasional melalui keikutsertaan dalam program unggulan P-5 di Kurikulum Merdeka.
“Dengan program P-5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), setidaknya sudah ribuan anak sekolah yang belajar di desa Pekunden, mempelajari ke -khas-an kabupaten Banyumas. Di sini hotel terbatas. Kalau harus bermalam di hotel mahal. Maka rumah warga disini di jadikan home stay selama pelajar-pelajar dari luar kota mengenal lebih dalam tentang desa wisata Pekunden, ” terangnya.
Keikutsertaan Winarko sebagai Kaur ini bermula pasca pemilu 2009, selepas tidak berhasil menjadi aleg. Kegagalannya menjadi aleg membawanya mencoba keberuntungan dengan mendaftarkan diri menjadi perangkat desa Pekunden dan dirinya dinyatakan lolos seleksi dengan posisi sebagai kaur kesra.
Tak dihiraukan seberapa pendapatanya menjadi perangkat desa, yang dipikirkan adalah bagaimana dirinya memberi manfaat bagi masyarakat, Menjadi kaur kesra, Winarko merasakan betul pertolongan Allah, dipertemukan dengan orang-orang dari banyak kalangan. Hubungan yang baik terus dijalin supaya bisa memberi manfaat yang banyak. Alhasil melalui beberapa aleg dari beberapa partai politik, dan dinas terkait bisa membantu mayarakat.
“Untuk bermanfaat dimasyarakat, kita bisa menjadi apapun asalkan masih dalam koridor kebaikan. Tidak usah risau, Tuhan akan tolong kita dari arah yang mungkin kita tidak pernah menyangka sebelumnya. Dan ketika ada takdir yang menghampiri kita, sementara itu berat, ikhlas terima saja. Percayalah, ngga ada yang sia-sia.” ucapnya tegas. (Siti)